Sukanto Tanoto dan Komitmen Asian Agri Terhadap Lingkungan

Sebagai pemilik RGE Group, Sukanto Tanoto menekankan pentingnya kelangsungan lingkungan hidup untuk generasi mendatang. Karena perusahaan-perusahaannya umumnya memanfaatkan sumber daya alam, Sukanto Tanoto menekankan bahwa semua perusahaan yang berada di bawah naungan RGE Group, seperti Asian Agri, RAPP, Apical Group Ltd, APRIL, Pacific Oil & Gas harus memperhatikan aspek lingkungan dalam seluruh operasinya. Hal ini tercermin dari operasi perusahaan, pemanfaatan sumber daya alam, serta pemberdayaan masyarakat sekitar tentang pentingnya lingkungan.

Komitmen Asian Agri terhadap Legalitas Kelapa Sawit

Asian Agri – yang merupakan salah satu perusahaan RGE Group yang didirikan Sukanto Tanoto, membuktikan komitmennya terhadap kelangsungan lingkungan hidup dengan berpatisipasi menandatangani Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP) pada bulan September lalu. Ini merupakan wujudu dari misi perusahaan untuk menciptakan industry kelapa sawit berkelanjutan, dengan cara melindungi ekosistem dan memberdayakan masyarakat sekitar.

Dengan penandatanganan ini, maka perusahaan akan ikut serta mempromosikan praktek Green Business. Penandatanganan ini dilakukan bersama dua perusahaan lain yang juga bergerak di bidang industry kelapa sawit. Seperti diungkapkan pimpinan Asian Agri, Joseph Oetomo, kerjasama ini sangat penting sebagai upaya untuk memelihara lingkungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Untuk itu, perusahaan telah menyiapkan sejumlah program CSR untuk meningkatkan produktivitas petani mandiri dan untuk membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

Asian Agri hanya akan menerima kepala sawit bersertifikat

Sebagai wujud dari komitmennya, perusahaan yang berada di bawah RGE Group ini telah mengumumkan tekadnya untuk tidak lagi menerima kelapa sawit dari sumber illegal. Tujuannya adalah untuk meminimalisir resiko terjadinya perambahan hutan, termasuk hutan lindung, oleh masyarakat yang dapat merusak keseimbangan ekosistem alam. Oleh sebab itu, para petani mandiri diwajibkan untuk menyertakan dokumen legalisasi bersama tandan buah segar yang mereka kirimkan ke Asian Agri.

Sejalan dengan kebijakan ini, perusahaan juga akan memutus kerjasama dengan para pemasok illegal. Ini merupakan suatu upaya perbaikan; artinya, pemasok yang ada akan diberi kesempatan untuk memperbaiki sistem operasinya dan mendapatkan legalitas atas operasinya. Jika tidak berhasil, maka perusahaan akan menghentikan kemitraan secara permanen, dan hal ini telah diberlakukan sejak bulan April tahun ini.

Sebenarnya, perusahaan telah melakukan upaya sosialisasi terhadap pentingnya legalitas lahan perkebunan maupun Tandan Buah Segar (TBS) kepada para petani mandiri sejak tahun 2011. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sukanto Tanoto, pendiri RGE Grouo dan pemilik Tanoto Foundation, yang selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan CSR perusahaan yanga ada di bawah naungannya. Salah satu pria terkaya di Indonesia ini mengharuskan semua perusahaannya untuk menganut prinsip yang sama. Buktinya, perusahaan-perusahaan RGE telah mendapatkan berbagai sertifikasi, seperti ISO 14001, ISO 9001, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dan sebagainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.